Ayat - Ayat MU

Friday, July 27, 2012

Sukses Berwirausaha

Untuk meraih sukses berwirausaha diperlukan trik yang jitu.
Adapun beberapa trik yang dapat dilakukan antara lain:

1. Mulai dari niat yang ikhlas dan lurus dalam memulai usaha. Setiap pekerjaan yang di awali dengan niat yang baik maka mudah-mudahan akan menjadi ibadah bagi pelakunya dan membawa keberkahan dalam hidupnya.

2. Cara yang Baik. Setelah niat diluruskan, maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan cara-cara yang baik dalam menjalankan usaha.

Cara yang baik juga terbagi beberapa hal:

a. Pengusaha hendaknya memberikan dan menyediakan produk-produk berkualitas baik untuk dipasarkan kepada konsumen, dengan ini maka kepuasaan konsumen dapat diraih sehingga mereka akan kembali lagi berbelanja pada kita dan bahkan bisa merekomendasikan teman-temannya untuk berbelanja juga pada kita.

b. Berlaku jujur pada konsumen, yakni dengan mengatakan apa adanya tentang barang-barang yang kita sediakan. MIsal jika berjualan pakaian batik, jika ditanya apakah kainnya luntur atau tidak, maka jawablah dengan benar, jika luntur katakan saja luntur. Kemudian beri penjelasan tambahan, misal lunturnya hanya pada pencucian pertama saja, atau kainnya memang luntur namun warnanya tidak mudah pudar, dsb. Pengusaha hendaknya berusaha untuk selalu bersikap jujur terhadap konsumen, sehingga tidak menimbulkan kekecewaan yang berdampak negatif bagi kemajuan usaha ke depannya.

c. Memberikan pelayanan yang memuaskan. Banyak penjual yang kurang ramah dalam melayani konsumennya, bersikap cuek dan kurang peduli dengan kebutuhan konsumen. Hal tersebut sangat disayangkan mengingat sebagai pengusaha, konsumen adalah sumber mata uang dan sumber pemasukan, dari mereka-lah pengusaha memperoleh pendapatannya. Maka memberikan pelayanan yang ramah dan peduli dengan kebutuhan konsumen adalah hal penting yang hendaknya pengusaha berikan. Bagaimanapun, kenyamanan dalam berinteraksi antara konsumen dan pengusaha adalah kunci kelanjutan hubungan tersebut.

d. Menjaga kepercayaan konsumen. Ya, karena kepercayaan adalah sesuatu yang mahal harganya. Maka pengusaha sukses harus bisa menjaga kepercayaan konsumennya dalam segala hal. Berdasarkan beberapa trik di atas, diharapkan dapat membawa usaha kita pada jenjang kesuksesan. Jangan lupa untuk mengeluarkan zakat dan sedekah dari usaha yang dijalani, sehingga dengan begitu, mudah-mudahan usaha yang dijalani semakin maju dan berkembang serta rezki yang didapat pun semakin berkah

Monday, July 9, 2012

MENIKMATI KEBOSANAN

Ini sebuah cerita ringan tentang kebosanan.

Seorang tua yang bijak ditanya oleh tamunya.

Tamu : “Sebenarnya apa itu perasaan ‘bosan’, pak tua?”

Pak Tua : “Bosan adalah keadaan dimana pikiran menginginkan perubahan, mendambakan sesuatu yang baru, dan menginginkan berhentinya rutinitas hidup dan keadaan yang monoton dari waktu ke waktu.”

Tamu : “Kenapa kita merasa bosan?”

Pak Tua : “Karena kita tidak pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki.”

Tamu : “Bagaimana menghilangkan kebosanan?”

Pak Tua : “Hanya ada satu cara, nikmatilah kebosanan itu, maka kita pun akan terbebas darinya.”

Tamu : “Bagaimana mungkin bisa menikmati kebosanan?”

Pak Tua: “Bertanyalah pada dirimu sendiri: mengapa kamu tidak pernah bosan makan nasi yang sama rasanya setiap hari?”

Tamu : “Karena kita makan nasi dengan lauk dan sayur yang berbeda, Pak Tua.”

Pak Tua : “Benar sekali, anakku, tambahkan sesuatu yang baru dalam rutinitasmu maka kebosanan pun akan hilang.”

Tamu: “Bagaimana menambahkan hal baru dalam rutinitas?”

Pak Tua : “Ubahlah caramu melakukan rutinitas itu. Kalau biasanya menulis sambil duduk, cobalah menulis sambil jongkok atau berbaring. Kalau biasanya membaca di kursi, cobalah membaca sambil berjalan-jalan atau meloncat-loncat. Kalau biasanya menelpon dengan tangan kanan, cobalah dengan tangan kiri atau dengan kaki kalau bisa. Dan seterusnya.”

Lalu Tamu itu pun pergi.
Beberapa hari kemudian Tamu itu mengunjungi Pak Tua lagi.

Tamu : “Pak tua, saya sudah melakukan apa yang Anda sarankan, kenapa saya masih merasa bosan juga?”

Pak Tua : “Coba lakukan sesuatu yang bersifat kekanak-kanakan.”

Tamu : “Contohnya?”

Pak Tua : “Mainkan permainan yang paling kamu senangi di waktu kecil dulu.”
Lalu Tamu itu pun pergi.

Beberapa minggu kemudian, Tamu itu datang lagi ke rumah Pak Tua.

Tamu : “Pak tua, saya melakukan apa yang Anda sarankan. Di setiap waktu senggang saya bermain sepuas-puasnya semua permainan anak-anak yang saya senangi dulu. Dan keajaiban pun terjadi. Sampai sekarang saya tidak pernah merasa bosan lagi, meskipun di saat saya melakukan hal-hal yang dulu pernah saya anggap membosankan. Kenapa bisa demikian, Pak Tua?”

Sambil tersenyum Pak Tua berkata: “Karena segala sesuatu sebenarnya berasal dari pikiranmu sendiri, anakku. Kebosanan itu pun berasal dari pikiranmu yang berpikir tentang kebosanan. Saya menyuruhmu bermain seperti anak kecil agar pikiranmu menjadi ceria. Sekarang kamu tidak merasa bosan lagi karena pikiranmu tentang keceriaan berhasil mengalahkan pikiranmu tentang kebosanan. Segala sesuatu berasal dari pikiran. Berpikir bosan menyebabkan kau bosan. Berpikir ceria menjadikan kamu ceria.”

Ketika Cinta Kepada Manusia Melebihi Cinta Kepada Tuhannya (Oleh : Rizal B Kurniawan)

Salah satu penyakit hati adalah ketika kita terlalu mencintai manusia melebihi cinta kepada Tuhan. Memang sulit mencintai sesorang karena Tuhan, karena ketika cinta dan nafsu sudah merasuk dalam hati seseorang, semuanya seakan terlupakan dan benar-benar membutakan hati. Bahkan tidak jarang keluarga dan sahabat yang selalu dekat dan benar-benar tulus mencintai pun ikut dilupakan. Yang teringat dalam hati hanyalah orang yang sedang dan baru dicintai.


Ketika pertama kali merasakan cinta, dan memulai sebuah hubungan pacaran, hampir setiap waktu, pikiran dan aktifitas hanya tersita untuk pacar saja, entah itu untuk sms’an, chatting, telpon, atau dating, dan itu memang memberikan kebahagiaan, namun kita lupa bahwa kebahagiaan yang berlebihan ini adalah awal dari kesedihan.


Yang terpenting pada saat tersebut adalah pacar, pacar diatas segalanya, bahkan saat teman atau keluarga sedang membutuhkan kita, kita selalu menomor duakan mereka ketika pacar juga sedang membutuhkan kita, tidak hanya itu, ibadah wajib kepada Tuhan kadang-kadang tak kita lakukan ketika waktunya berbenturan dengan waktu bersama pacar.

Namun ketika konflik dengan pacar mulai terjadi, kita mulai agak sedikit ingat kepada Tuhan, keluarga, teman, atau sahabat. Dan ketika kita berpisah atau ditinggalkan pacar, yang menjadikan sebuah perasaan sakit luar biasa di hati, kita menjadi semakin lupa akan Tuhan karena merasa dunia ini sudah kiamat, kita pun mulai menyiksa diri dengan malas makan, terus-terusan menangis dan begadang hingga larut malam, bahkan tak jarang pelampiasan dari sakti hati tersebut bersifat jauh lebih negative dan berbahaya seperti minum-minuman keras, narkoba atau bahkan hingga bunuh diri.


Pada saat terpuruk itulah kita mulai mencaci Tuhan, dan menuduh Tuhan tidak adil, padahal kita sendiri yang melakukan kesalahan tersebut ketika kita terlalu mencintai seseorang melebihi Tuhan. Kita kembali lupa bahwa sesungguhnya apa yang kita alami ini bukan pengalaman pahit, namun sebuah pengalaman indah yang diberikan Tuhan agar kita belajar menjadi lebih baik dan belajar untuk mencintai Tuhan serta mencintai orang-orang yang benar-benar tulus mencintai kita dan selalu ada untuk kita sampai kapanpun.




Tuhan masih memberi kesempatan kita untuk hidup dalam cinta, maka berikanlah cinta kita ini kepada orang-orang yang tepat dan tetap meletakkan cinta kepada Tuhan di posisi teratas dan terbaik dalam hati dan hidup kita.

Surat Gianluigi Buffon

Inilah surat yang ditulis kiper sekaligus kapten timnas italia Gianluigi Buffon sebelum pertandingan menghadapi Jerman pada semifinal piala eropa 2012.

Semoga dapat memberi inspirasi, motivasi, serta semangat bagi kita semua.

"Ada saatnya dalam hidup ketika tak ada hal lain yang dilakukan selain mengikuti jalanmu sendiri, dan mengejar mimpi. Ini adalah tugas dari setiap orang. Terlalu sering kita kecanduan dan menjadi mati rasa karena hal negatif yang mengelilingi kita. Terlalu sering kita pasrah pada nasib seperti yang diinginkan orang lain terhadap kita, dan kita hampir selalu berhent bermimpi setelah mencapai usia yang matang, atau setelah mencapai posisi tertentu dan pekerjaan yang memberi kita kebebasan, tetapi tidak membangkitkan imajinasi dan pikiran kita. Sebagai seorang anak, saya bermimpi menjadi pemain sepak bola. Sebagai remaja, saya bermimpi menjadi kiper tim nasional dan Juventus. Sekitar umur 20 tahun, saya ingin memenangi scudetto. Ketika berusia 25 tahun, saya mendapatkan Liga Champions dan Piala Dunia. Pada usia 30 tahun, kembali memenangi gelar liga bersama Juventus dan bermain di kejuaraan Eropa. Sebagian besar target telah saya capai, dan ada beberapa yang belum. Saya tak pernah tahu apakah saya akan mencapainya. Namun, saya yakin bahwa satu-satunya cara untuk meraihnya adalah menginginkan semua itu, membuatnya menjadi hidup, meski terlihat seperti mimpi utopis (yang tak mungkin tercapai). Tanpa mimpi, seseorang tak akan hidup, tak bisa bertahan. Tanpa mimpi, Anda tak dapat mengendalikan kehidupan Anda, dan hanya menjadi sosok pudar yang menerima kehidupan tanpa peringatan, tanpa kejutan, tanpa kehidupan. Datang ke Polandia dan berpikir untuk bermain di semifinal tak terpikirkan sebelumnya, setidaknya dalam pemanasan. Namun kami percaya diri, kami benar-benar menginginkannya, kami benar-benar mengharapkannya, dan setiap pengorbanan dilakukan demi mencapai tujuan kami!
Sekarang tampaknya setiap rintangan bisa diatasi; mungkin akan berlanjut, tetapi sekarang ketika kita telah sampai sejauh ini. Kita harus berani untuk maju sedikit lagi... menuju mimpi... menuju kebahagiaan.... Maju terus, Italia!"